Era Kemajuan Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi digital yang dipadu
dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa
“revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal
Computer mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini computer.
Dengan seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop),
seorang manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang
telah diolah oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan
kecepatan mini computer, bahkan mainframe). Kegunaan komputer di
perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, namun lebih jauh
untuk mendukung terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak
seperti halnya pada era komputerisasi dimana komputer hanya menjadi
“milik pribadi” Divisi EDP (Electronic Data Processing) pada suatu
perusahaan, di era kedua ini setiap individu di organisasi dapat
memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah database,
spreadsheet, maupun data processing (end-user computing). Pemakaian
komputer di kalangan perusahaan semakin marak, terutama didukung dengan
alam kompetisi yang telah berubah dari monompoli menjadi pasar bebas.
Secara tidak langsung, perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi
komputer sangat efisien dan efektif dibandingkan perusahaan yang
sebagian prosesnya masih dikelola secara manual.
Pada era inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu
fasilitas yang dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan,
terutama yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa. Teori-teori
manajemen organisasi modern secara intensif mulai diperkenalkan di awal
tahun 1980-an. Salah satu teori yang paling banyak dipelajari dan
diterapkan adalah mengenai manajemen perubahan (change management).
Hampir di semua kerangka teori manajemen perubahan ditekankan pentingnya
teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama yang harus
diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam persaingan bisnis.
Tidak seperti pada kedua era sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur
teknologi, pada era manajemen perubahan ini yang lebih ditekankan
adalah sistem informasi, dimana komputer dan teknologi informasi
merupakan komponen dari sistem tersebut.
Kunci dari keberhasilan perusahaan di era tahun 1980-an ini adalah
penciptaan dan penguasaan informasi secara cepat dan akurat. Informasi
di dalam perusahaan dianalogikan sebagai darah dalam peredaran darah
manusia yang harus selalu mengalir dengan teratur, cepat, terus-menerus,
ke tempat-tempat yang membutuhkannya (strategis). Ditekankan oleh
beberapa ahli manajemen, bahwa perusahaan yang menguasai informasilah
yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam lingkungan makro “regulated
free market”. Di dalam periode ini, perubahan secara filosofis dari
perusahaan tradisional ke perusahaan modern terletak pada bagaimana
manajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional
melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja,
sehingga semuanya diukur secara hirarkis berdasarkan divisi-divisi atau
departemen.
Dalam teori organisasi modern, dimana persaingan bebas telah
menyebabkan customers harus pandai-pandai memilih produk yang beragam di
pasaran, proses penciptaan produk atau pelayanan (pemberian jasa)
kepada pelanggan merupakan kunci utama kinerja perusahaan. Keadaan ini
sering diasosiasikan dengan istilah-istilah manajemen seperti “market
driven” atau “customer base company” yang pada intinya sama, yaitu
kinerja perusahaan akan dinilai dari kepuasan para pelanggannya. Sangat
jelas dalam format kompetisi yang baru ini, peranan komputer dan
teknologi informasi, yang digabungkan dengan komponen lain seperti
proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan,
manajemen, dan komponen terkait lainnya, dalam membentuk sistem
informasi yang baik, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan
secara strategis. Tidak dapat disangkal lagi bahwa kepuasan pelanggan
terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya, seorang pelanggan dalam
memilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, akan mencari perusahaan
yang menjual produk atau jasa tersebut: cheaper (lebih murah), better
(lebih baik), dan faster (lebih cepat). Disinilah peranan sistem
informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif
perusahaan. Oleh karena itu, kunci dari kinerja perusahaan adalah pada
proses yang terjadi baik di dalam perusahaan (back office) maupun yang
langsung bersinggungan dengan pelanggan (front office). Dengan
memfokuskan diri pada penciptaan proses (business process) yang efisien,
efektif, dan terkontrol dengan baiklah sebuah perusahaan akan memiliki
kinerja yang handal.
Tidak heran bahwa di era tahun 1980-an sampai dengan awal tahun
1990-an terlihat banyak sekali perusahaan yang melakukan BPR
(BusinessProcess Reengineering), re-strukturisasi, implementasi
ISO-9000, implementasi TQM, instalasi dan pemakaian sistem informasi
korporat (SAP, Oracle, BAAN), dan lain sebagainya. Utilisasi teknologi
informasi terlihat sangat mendominasi dalam setiap program manajemen
perubahan yang dilakukan perusahaan-perusahaan
Komentar
Posting Komentar