SISTEM IDEOLOGI MESIR
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mesir
atau Republik Arab Mesir adalah negara sosial demokrasi Berbentuk republik,
dengan kepala negara seorang presiden. Secarageografis, Mesir merupakan salah
satu negara yang berada di wilayah Afrika Utara dengan iklim yang panas. Namun,
apabila dilihat dari sudut sejarah dan kebudayaannya, Mesir merupakan bagian
dari Asia Barat. Kebudayaan Mesir didominasi oleh kebudayaan Islam yang kental,
bahkan dijadikan sebagai penghasil peradaban Islam bagi bangsa Arab.Seperti
halnya Negara - negara Arab yang lain, wilayah Mesir banyak dikelilingi oleh
gurun pasir yang tandus. Hanya sebagian kecil wilayah Mesir yang cocok untuk
pertanian. Salah satu kekayaan yang menjadi unggulan bagi
Mesir adalah Sungai Nil, sekaligus
sebagai pendukung kebudayaan Mesir sejak masa silam.Sungai Nil merupakan sumber
kehidupan dan pendukung mata pencaharian bagi masyarakat Mesir. Sektor
pertanian Mesir sangat mengandalkan pengairan dari Sungai Nil. Lebih dari satu
juta kilometer persegi wilayah Mesir adalah gurun. Hanya kurang dari 40.000
kilometer persegi seukuran dengan Negara Swiss adalah kemungkinan tempat
tinggal manusia. Sumber kehidupan bagi Mesir tentu saja Sungai Nil, yang
memiliki panjang 1.600 kilometer terbentang dari Sudan ke Mediterania yang
menjadi oasis terbesar di dunia. Hampir tidak ada hujan kecuali sepanjang
pantai, dan dua musim yang menjadi iklim negara, musim dingin yang relatif dingin
dan musim panas yang sangat panas, ditandai ketika malam hari suhu udara
bervariasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana Ideologi di Negara Mesir?
2.
Bagaimana Sistem Politik dan Pemerintahan pada Mesir?
3.
Bagaimana Sistem Ekonomi Pada Negara Mesir?
4.
Bagaimana Sistem Sosial Budaya di Mesir?
5.
Bagaimana Sistem kepercayaan/ religious di Mesir?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari matakuliah Pendidikan Pancasila tahun ajaran
2017. Dan agar pembaca dapat mengetahui
bagaimana system dari ideology, ekonomi, social budaya, pemerintahan dan
politik serta religious dari Negara Mesir.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
PROFIL MESIR
Nama
Lengkap : Republik Arab Mesir (Arab Republic
of Egypt)
Nama
Lokal : Jumhuriyat Misr al-Arabiyah
Bentuk
Pemerintahan : Republik Presidensil
Kepala
Negara : Presiden Abdelfattah Said ELSISI
(sejak 8 Juni 2014)
Kepala
Pemerintahan : Perdana Menteri Sherif ISMAIL (sejak
12 September 2015)
Ibukota
: Kairo
Luas
Wilayah : 1.001.450 km2
Jumlah
Penduduk : 94.666.993 jiwa
Pertumbuhan
Penduduk : 2.51%
Angka
Kelahiran : 30,3 bayi per 1000 penduduk
Bahasa
Resmi : Arab
Agama : Islam 90%, Kristen 10%
Mata Uang : Pound Mesir (EGP)
Hari Nasional : 23 Juli 1952
(Hari Revolusi)
Lagu Kebangsaan : “Bilady,
Bilady, Bilady” (My Homeland, My Homeland, My Homeland)
Kode Domain Internet : .eg
Kode Telepon : 20
Pendapatan Per Kapita : US$.
12.100,-
Pendapatan Domestik Bruto Nominal (PPP) :
US$. 1,105 triliun
Lokasi : Benua Afrika
Mesir atau dalam bahasa
Inggris disebut dengan Egypt adalah sebuah negara yang terletak di dua
benua (trans-benua) yaitu benua Afrika dan benua Asia. Negara dengan nama
lengkap Republik Arab Mesir ini sebagian besar wilayahnya terletak di bagian
timur laut Afrika sehingga sering digolongkan sebagai negara yang berada di
benua Afrika. Berbagai media dan organisasi internasional juga sering
menggolongkan Mesir sebagai negara yang berada di kawasan Timur Tengah.
Secara geografis, Mesir yang memiliki luas wilayah
1.001.450 km2 ini berbatasan dengan Libya di sebelah barat dan Sudan di sebelah
Selatan, sedangkan di sebelah timur Mesir adalah Jalur Gaza dan Israel. Mesir
juga berbatasan laut dengan Laut Tengah di sebelah utara dan Laut Merah di
sebelah timur. Secara Astronomis, Mesir terletak di antara 25°BT- 36°BT
dan 22°LU- 32°LU. Ibukota Mesir berada di Kota Kairo.
Mesir yang mayoritas penduduknya beragama Islam
(sekitar 90%) ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 94.666.993 jiwa. Selain
agama Islam, sekitar 10% penduduk Mesir adalah beragama Kristen. Kebanyakan
penduduk Mesir menetap di pinggiran Sungai Nil dan kawasan delta sungai Nil di
dekat laut Mediterania. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia. Selain
itu, sebagian besar daratan di Mesir merupakan bagian dari Gurun Sahara yang
jarang dihuni orang. Bahasa Arab merupakan bahasa resmi negara ini, namun
penduduk Mesir yang berpendidikan juga mengerti bahasa Inggris dan bahasa
Perancis.
2.2
IDEOLOGI MESIR
Pada awal mulanya Mesir merupakan sebuah negara yang
berdasarkan kepada agama Islam, namun peran agama islam sendiri tidak di serta
mertakan sebagai sebuah dasar hukum pada Republik Islam Mesir, unsur
demokratisasi dari penjajahan Perancis dan Inggris di mesir telah membawa mesir
kedalam iklim demokratisasi, lain dengan iklim kesultanan dimana pemimpin
sebuah negara merupakan keturunan dari sultan atau raja namun yang patut dicari
dari sebuah negara demokrasi adalah banyaknya atau lebihnya partai politik yang
ada pada sebuah negara, namun yang terjadi adalah “berkuasanya” satu partai
yang terjadi di Mesir, namun hal ini bukanlah sebuah tolak ukur dari
berkurangnya demokratisasi di mesir, karena pemerintahan mesir tetap
mempertahankan dan mendengarkan rakyatnya, sehingga paham demokratisasi dari
rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat tetap terpelihara, sehingga jika
disimpulkan bahwa ideologi mesir merupakan ideologi “Demokrasi” adalah benar,
namun tetap berdasarkan dengan sejarah islam.
sehingga kesimpulannya adalah “Mesir menggunakan
sistem demokratisasi, namun berbasiskan keislaman walaupun tidak tertulis
secara resmi”.
2.3 SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN
Mesir
berbentuk republik sejak 18 Juni 1953, Mesir adalah negara pertama yang
mengakui kedaulatan Indonesia. Mohamed Hosni Mubarak telah menjabat sebagaiPresiden
Mesir selama lima periode, sejak 14 Oktober 1981 setelah pembunuhan Presiden
Mohammed Anwar el-Sadat. Selain itu, ia juga pemimpin Partai Demokrat Nasional.
Perdana Menteri Mesir, Dr. Ahmed Nazif dilantik pada 9 Juli 2004 untuk
menggantikan Dr. Atef Ebeid.
Kekuasaan di Mesir diatur dengan sistem semipresidensial multipartai. Secara teoritis, kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dengan kandidat tunggal. Mesir juga mengadakan pemilu parlemen multipartai. Pada akhir Februari 2005, Presiden Mubarak mengumumkan perubahan aturan pemilihan presiden menuju ke pemilu multikandidat.
Kekuasaan di Mesir diatur dengan sistem semipresidensial multipartai. Secara teoritis, kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dengan kandidat tunggal. Mesir juga mengadakan pemilu parlemen multipartai. Pada akhir Februari 2005, Presiden Mubarak mengumumkan perubahan aturan pemilihan presiden menuju ke pemilu multikandidat.
Untuk
pertama kalinya sejak 1952, rakyat Mesir mendapat kesempatan untuk memilih
pemimpin dari daftar berbagai kandidat. Namun, aturan yang baru juga menerapkan
berbagai batasan sehingga berbagai tokoh, seperti Ayman Nour, tidak bisa
bersaing dalam pemilihan dan Mubarak pun kembali menang dalam pemilu. Pada akhir
Januari 2011 rakyat Mesir menuntut Presiden yang sekarang Berkuasa Hosni
Mubarak untuk meletakan jabatannya. Hingga 18 hari aksi demonstrasi
besar-besaran menuntut Presiden Hosni Mubarak mundur, akhirnya pada tanggal 11
Februari 2011 Hosni Mubarak resmi mengundurkan diri. Pengunduran diri Hosni
Mubarak ini disambut baik oleh rakyatnya, dan disambut baik oleh dunia
Internasional.
Republik Mesir
yang memiliki presiden yang dipilih langsung oleh rakyat dan tidak bertanggung
jawab pada parlemen sebenarnya memiliki seorang perdana menteri. Sehingga
beberapa kemudian menganggap bahwa Mesir memiliki sistem pemerintahan
semi-presidensial. Namun dalam prakteknya, perdana menteri seakan hanya sebuah
simbol semata, karena kekuasaan eksekutif tetap di bawah kenadali presiden.
Hal ini yang membuat sistem pemerintahan Mesir sedikit unik.
Dalam praktek
pemerintahan memang Perdana Menteri Mesir seringkali tidak terdengar namanya.
Perdana menteri ditunjuk langsung oleh presiden, berbeda dengan sistem
parlementer yang perdana menterinya dipilih oleh parlemen.
Sehingga perdana menteri disini tidak merepresentasikan kepentingan
parlemen dan tidak bertanggung jawab pada parlemen.
Presiden pada esensinya adalah kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden mengangkat dan memberhentikan Perdana Menteri dan Menteri-menteri. Menteri-menteri bertanggungjawab kepada People's Assembly baik secara langsung maupun tidak langsung.
Presiden pada esensinya adalah kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden mengangkat dan memberhentikan Perdana Menteri dan Menteri-menteri. Menteri-menteri bertanggungjawab kepada People's Assembly baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.4 SISTEM EKONOMI
Mesir merupakan salah satu negara
paling maju di benua Afrika. Adapun sistem ekonomi yang dianut negara ini masih
bergantung pada hasil alam, seperti pertanian, ekspor minyak bumi, dan ekspor
gas alam. Selain itu, negara ini juga mendapatkan pemasukan dari media,
pariwisata, dan devisa dari tenaga kerja di luar negeri yang bekerja di Arab
Saudi, Teluk Persia, dan Eropa.
Sebagai negara agraris, Mesir sangat
bergantung pada keberadaan Sungai Nil. Penyelesaian Bendungan tinggi Aswan
(1970) dan resultan Danau Nasser telah menghasilkan tempat yang dihormati
sepanjang masa dari Sungai Nil dalam pertanian dan ekologi negara Mesir.
Sejak tahun 2004, Mesir
memberlakukan nilai tukar mengambang, agar nilai tukar terjaga di angk 6 EGP
per 1 USD. Pasca terjadinya krisis politik, kebijakan ini semakin sulit
dipertahankan, lantaran dihadapkan pada turunnya pendapatan dalam valuta asing
dan aliran modal investasi secara tajam. Perdagangan Mesir mengalami defisit
dari $ 37,1 milyar menjadi $ 21,7 milyar di tahun 2011. Hal itu juga tidak
diimbangi lagi oleh pendapatan dari sektor investasi dan pariwisata yang juga
menurun. Diperkirakan sistem subsidi yang tidak fleksibel-lah yang menjadi
penyebab tingginya angka impor hingga membuat perekonomian Mesir defisit.
Meskipun terjadi defisit, namun
neraca perdagangan jasa tetap positif ($ 5,4 milyar), meski terus menunjukkan
tren penurunan dari USD 10,3 milyar pada 2009/2010 dan USD 7,9 milyar pada
2010/11. Adapun yang menyebabkan penurunan tersebut adalah dari sektor
pariwisata dan investasi yang tengah menurun. Kemudian terjadilah defisit
neraca yang meningkat dari 2,6% dari PDB (2011), menjadi 3,3% dari PDB (2012).
Pasca revolusi di Mesir
Setelah terjadinya revolusi,
otoritas baru di Mesir berupaya meningkatkan partisipasi sektor swasta Mesir
dalam proyek-proyek infrastruktur di seluruh Afrika dan mendukung inisiatif
pelatihan dan capacity building di benua tersebut.
Dari sektor Investasi justru
mengalami penurunan lantaran 'lari'nya modal jangka pendek dan jangka panjang.
Neraca negatif terlihat pada investasi portofolio bersih (2011/2012), yakni
sebesar $ 5 milyar. Sedangkan neraca PMA bersih tetap berada di posisi positif,
yakni sebesar $ 2 milyar, namun modal keluar naik 2 kali lipat sejak 2 tahun
terakhir, yakni sebesar $ 9,7 milyar. Sedangkan modal masuk lebih besar, yakni
sejumlah $ 11,8 milyar. Adapun kawasan yang paling banyak berinvestasi di Mesir
adalah dari Uni Eropa, yakni sebesar 82% dari total Investasi di Negeri Firaun
tersebut (2011/2012).
Dari sektor swasta menyumbang 62%
dari PDB dan mempekerjakan 70% dari total angkatan kerja di Mesir. Padahal
sebelum revolusi, Mesir memiliki birokrasi yang sangat membebani, korupsi, dan kompetisi
yang tidak memadai di banyak sektor. Selain itu, kurangnya ketebukaan dan
proteksi terhadap segmen pasar membuat terjadinya perombakan besar-besaran
dalam perekonomian -- sebagai salah satu tuntutan dalam revolusi di Mesir.
Berdasarkan Indeks Daya Saing Global
dari World Economic Forum, Mesir berada di posisi ke-107 dari 146 negara
(2012/2013). Posisi ini turun dari sebelumnya yang berada di urutan ke-81
(2010/2011). Kemudian berdasarkan laporan Doing Business 2013 dari Bank
Dunia menempatkan Mesir di urutan ke-109 dari 183 negara, turun dari posisi 108
(2011). Meski begitu, peringkat Mesir naik dari yang awalnya 110 (2012).
Sebagai tambahan, Mesir berada di urutan ke-144 dari 184 negara dalam hal
sub-indeks “pelaksanaan kontrak”, urutan ke-145 dalam pembayaran pajak, urutan
ke-155 berdasarkan izin konstruksi, dan urutan ke-137 berdasarkan penyelesaian
kebangkrutan.
Sejak terjadinya revolusi, banyak
langkah yang telah diambil guna memperbaiki situasi di Mesir. Ada banyak kasus
korupsi yang mulai diselidiki, hingga adanya beberapa dakwaan terhadap para
pebisnis, mantan pejabat tinggi, dan menteri yang telah dilakukan. Sebagai
tambahan, konstitusi baru mengamanatkan pembentukan komisi anti korupsi
nasional guna memerangi praktik korupsi di negara tersebut.
2.5
SISTEM SOSIAL BUDAYA
Gambaran kehidupan sosial budaya Mesir laksana
bangunan tua yang terlihat seolah-olah sangat lelah dan payah, tiang-tiang
bangunannya telah termakan usia perjalanan zaman yang sangat panjang, dan
dinding-dinding tambal sulam perpaduan antara bahan peradaban lama dengan baru,
serta atapnya berwarna keruh berdebu tebal. Dalam bangunan usang itu pernah
generasi demi generasi silih berganti dengan beragam corak karakter dan
identitasnya.
Sewaktu kekaisaran Romawi menduduki wilayah Mesir, penduduk Mesir masih menganut animisme. Sejarah menyatakan bahwa imperium Romawi tersebut melakukan penindasan dan pemerasan hasil bumi penduduk untuk kepentingan para penguasa di Romawi (Eropa Lama). Sampai ketika Islam datang dari jazirah Arab tahun 541 membebaskan Mesir dari penindasan dan pemerasan bangsa Romawi.
Sewaktu kekaisaran Romawi menduduki wilayah Mesir, penduduk Mesir masih menganut animisme. Sejarah menyatakan bahwa imperium Romawi tersebut melakukan penindasan dan pemerasan hasil bumi penduduk untuk kepentingan para penguasa di Romawi (Eropa Lama). Sampai ketika Islam datang dari jazirah Arab tahun 541 membebaskan Mesir dari penindasan dan pemerasan bangsa Romawi.
Keadaan negeri sekarang meski harus menghadapi arus
modernisasi, namun kehidupan agamis dengan sentral tempat Ibadah tetap banyak
ditemui dimana-mana. Disamping itu kita juga akan menemukan kontradiksi yang
dapat kita saksikan dalam aspek kehidupan rakyat Mesir, seperti budaya
orang-orang kaya yang gemar kendaraan impor mutakhir. Sementara disisi lain
masih ada saja orang miskin di kota yang mengendarai keledai. Mungkin kriteria
negara berkembang Mesir ini antik, begitu ungkapan sebagian orang.
Kebiasaan sehari-hari dimasyarakat juga unik.
Terkesan perilaku budaya mereka yang beriman kepada Tuhan YME, saling
mengungkapkan kasih sayang, hati yang mudah kasihan, lapang dada dan tidak pendendam.
Tetapi disamping itu ada pula perilaku sebagian mereka yang banyak bicara, suka
marah dan mencela, sikap puas, bangga dan memuja keadaan yang ada, sehingga
muncul ungkapan seperti, Misr Ummud Dun-ya, Mirs Ahsan Fil 'Alam, dan
lain sebagainya. Berbicara kriminalitas di Mesir, tampaknya masih lebih minim
bila dibandingkan kota-kota besar dinegara laen.
Bangsa Mesir merupakan bangsa yang memiliki cita
dan citra ditengah problematika hidup yang menumpuk. Kegemaran minum Teh (syai)
sambil menghisap Syisyah -semacam rokok khas Arab yang dihisap lewat
pipa karet sepanjang sekita satu meter- adalah pemandangan umum yang banyak
kita jumpai dikedai-kedai kopi. Di kedai tersebut tua muda melepaskan
penatnya atau mungkin bermalas-malasan sambil maen domino, dadu atau
nonton TV. JIka ada suasana tegang dan teriakan tiba-tiba dari arah kedai kopi,
jangan terkejut, itu artinya Zamalek sedang bertanding. Dua klub ini
memang memiliki pendukung fanatik yang dikenal dengan sebutan Ahlawy (pendukung
Ahly) dan zamalkawy (pendukung zamalek).
Orang Mesir dikenal pula memiliki ikatan keluarga
yang erat. "Bangsa ini punya kelebihan dalam menjaga hubungan keluarga
yang kuat. Dengan kekuatan hubungan keluarga itu dapat membebaskan mereka dari
kemelut hidup yang dihadapi.." demikian menurut seorang wartawan Jerman.
Seorang wartawan CIna juga berkomentar, "Yang menjadi perhatian saya
terhadap bangsa ini adalah sikap puas dan merasa cukup serta rasa bahagia, tapi
bukan karena dampak materi, namun lebih ditunjukkan oleh sikap spirituil.
Setiap hari saya menyaksikan seorang penjaga gedung (bawwab) yang
tinggal didepan apartemen saya. Dia tinggal bersama isteri dan enam orang
anaknya dilantai dasar yang hanya ada satu kamar mandi. Namun saya perhatikan
penjaga itu tak pernah cemberut, malah suka bercanda dan tersenyum.."
Pada dimensi lain, orang cacat tetap mendapat
tempat yang layak dalam pergaulan sosial. Masyarakat sangat perhatian dan
selalu membantu orang pincan, buta, atau pikun sekalipun. Kebiasaan ini berlaku
diberbagai tempat, baik ketika di Bus, ruang kuliah dan sebagainya. Kaum wanita
juga masih dihormati, walau pergeseran nilai-nilai sudah mulai tampak
dikalangan pemuda akibat laju perkembangan zaman yang kurang memperhatikan
erosi budaya.
Di Mesir dipergunakan bahasa Arab sebagai bahasa
nasional Bahasa Perancis, Inggeris juga dipakai setelah bahasa Arab. Di Mesir
juga banyak buku baru yang terbit secara Intensif. Media massanya juga terbuka.
Budaya beli buku adalah pemandangan umum yang terjadi disetiap awal tahun ketika
pameran buku internasional (book fair) digelar dipusat kota Cairo. Kesempatan
ini dimanfaatkan mahasiswa sebagai ajang beli kitab besar-besaran karena harga
yang relatif lebih murah.
2.6
SISTEM RELIGIUS
Agama memiliki peranan besar dalam kehidupan di Mesir. Secara
tak resmi, adzan
yang dikumandangkan lima kali sehari menjadi penentu berbagai kegiatan. Kairo juga dikenal
dengan berbagai menara
masjid dan gereja.
Menurut konstitusi Mesir, semua
perundang-undangan harus sesuai dengan hukum
Islam. Negara mengakui mazhab Hanafi lewat Kementerian Agama.
Imam dilatih di sekolah keahlian untuk imam dan di Universitas Al-Azhar, yang memiliki komite
untuk memberikan fatwa
untuk masalah agama.
90% dari penduduk Mesir adalah penganut Islam, mayoritas Sunni dan sebagian
juga menganut ajaran Sufi
lokal. Sekitar 10% penduduk Mesir menganut agama Kristen; 78%
dalam denominasi Koptik
(Koptik Ortodoks, Katolik
Koptik, dan Protestan Koptik). Gereja
Kristen Koptik memiliki keunikan dari denominasi Kristen lainnya, karena,
seperti Kristen Asiria, mereka masih menggunakan bahasa
kuno yang dulu mendominasi daerah mereka sebagai bahasa liturgi, dalam hal ini
bahasa Mesir dalam bentuk Koptik.
BAB 3
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Jadi Negara Mesir atau
dalam bahasa Inggris disebut dengan Egypt adalah sebuah negara yang
terletak di dua benua (trans-benua) yaitu benua Afrika dan benua Asia. Negara
dengan nama lengkap Republik Arab Mesir ini sebagian besar wilayahnya terletak
di bagian timur laut Afrika sehingga sering digolongkan sebagai negara yang
berada di benua Afrika. Berbagai media dan organisasi internasional juga sering
menggolongkan Mesir sebagai negara yang berada di kawasan Timur Tengah. Dan
ideology yang dianut oleh Negara tersebut adalah Demokratis. Republik Mesir yang memiliki presiden yang dipilih
langsung oleh rakyat dan tidak bertanggung jawab pada parlemen sebenarnya
memiliki seorang perdana menteri. Sehingga beberapa kemudian menganggap bahwa
Mesir memiliki sistem pemerintahan semi-presidensial. Namun dalam
prakteknya, perdana menteri seakan hanya sebuah simbol semata, karena kekuasaan
eksekutif tetap di bawah kenadali presiden. Hal ini yang membuat sistem
pemerintahan Mesir sedikit unik.
Mesir merupakan salah satu negara paling maju di
benua Afrika. Adapun sistem ekonomi yang dianut negara ini masih bergantung
pada hasil alam, seperti pertanian, ekspor minyak bumi, dan ekspor gas alam.
Selain itu, negara ini juga mendapatkan pemasukan dari media, pariwisata, dan
devisa dari tenaga kerja di luar negeri yang bekerja di Arab Saudi, Teluk
Persia, dan Eropa. Kebiasaan sehari-hari dimasyarakat juga unik. Terkesan
perilaku budaya mereka yang beriman kepada TUhan YME, saling mengungkapkan
kasih sayang, hati yang mudah kasihan, lapang dada dan tidak pendendam. Tetapi
disamping itu ada pula perilaku sebagian mereka yang banyak bicara, suka marah
dan mencela, sikap puas, bangga dan memuja keadaan yang ada, sehingga muncul
ungkapan seperti, Misr Ummud Dun-ya, Mirs Ahsan Fil 'Alam, dan lain
sebagainya. Berbicara kriminalitas di Mesir, tampaknya masih lebih minim bila
dibandingkan kota-kota besar dinegara lain.
90% dari penduduk Mesir adalah penganut Islam, mayoritas Sunni dan sebagian
juga menganut ajaran Sufi
lokal. Sekitar 10% penduduk Mesir menganut agama Kristen; 78%
dalam denominasi Koptik
(Koptik Ortodoks, Katolik
Koptik, dan Protestan Koptik). Gereja
Kristen Koptik memiliki keunikan dari denominasi Kristen lainnya, karena, seperti
Kristen Asiria, mereka masih menggunakan bahasa
kuno yang dulu mendominasi daerah mereka sebagai bahasa liturgi, dalam hal ini
bahasa Mesir dalam bentuk Koptik.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar