APA ITU SINEMA DIGITAL?
Kalian pastinya
pernahkan menonton film di bioskop? Atau menonton film animasi yang seperti
realistis? Nah semua itu tentunya merupakan bagian dari Sinema Digital. Apa itu
Sinema Digital? Oke langsung saja kita bahas ya. Sinema Digital biasanya
merujuk pada penggunaan teknologi digital yang fungsinya untuk mendistribusikan
dan menayangkan gambar bergerak. Sinema Digital ini bisa dibuat dengan media
video yang untuk penayangannya dilakukan transfer dari format 35 milimeter (mm)
ke format high definition (HD). Proses transfer ke format HD melalui
proses cetak yang disebut dengan proses blow up. Setelah menjadi format
HD, penayangan film dilakukan dari satu tempat saja, dan dioperasikan ke bioskop
lain dengan menggunakan satelit, sehingga tidak perlu dilakukan salinan film. Sebagai contoh kita
pernah kan menonton film di bioskop? Nah tentunya kita semua tahu bahwa semua
filmnya itu dijadwalkan pemutaran filmnya. Film tersebut nantinya akan diputar
hanya diputar di satu tempat saja dengan mengoperasikan satelit. Jadi setiap
bioskop dengan bioskop yang sama dengan tempat yg berbeda tidak perlu memegang
salinan filmnya.
Lalu disamping
itu apa saja sih yang diperlukan dalam memproduksi sebuah sinema? Tentunya ada
alat yang diperlukan seperti kamera untuk pengambilan gambarnya, aplikasi
editing dari video yang diambil, dan media pemutaran dari sinemanya itu
sendiri. Selain itu juga dalam pembuatan sebuah sinema tentunya ada tahapan –
tahapan dalam membuat film sinemanya.
1. Tahap pra –
produksi
Sebelum
membuat sebuah film tentunya kita harus menetukan bagaimana jalan ceritanya,
siapa saja pemain yang ikut serta, bagaimana anggaran yang dikeluarkan,
bagaimana masalah perizinan, pembuatan naskah, dan sebagainya agar sinema
tersebut bisa berjalan.
2. Tahap
Produksi
Pada
tahap ini tentunya film mulai dibuat dengan mengambil tiap adegannya hingga
selesai.
3.
Tahap Pasca Produksi
Pada
tahap ini semua scene yang sudah diambil akan diedit, seperti diberikan efek
sesuai dengan kebutuhannya, menghilangkan sesuatu yang tidak dibutuhkan dan
lain sebagainya.
Kamera untuk Sinema Digital
Pada
tahun 2007, medium
pengalihan paling umum bagi fitur yang ditayangkan secara digital
adalah pita film 35 mm yang
dipindai dan diproses pada resolusi 2K (2048×1080) atau 4K (4096×2160) lewat
penengah digital. Kebanyakan fitur digital saat ini sudah bisa merekam pada
resolusi 1920x1080 menggunakan kamera seperti Sony CineAlta, Panavision Genesis atau Thomson
Viper. Kamera-kamera baru seperti Arriflex D-20 dapat menangkap gambar dengan
resolusi 2K, dan kamera
bernama Red One keluaran perusahaan Red Digital Cinema Camera
Company dapat merekam dengan resolusi 4K. Penggunaan proyeksi 2K pada
sinema digital telah mencapai lebih dari 98 persen. Baru-baru ini perusahaan Dalsa
Corporations Origin mengembangkan kamera
yang dapat merekam dengan resolusi 4K RAW. Selain itu, ada jenis kamera lain
yang dapat merekam dengan resolusi 5K RAW seperti RED EPIC. Ada juga kamera
yang dapat merekam dengan resolusi 3K RAW (untuk menyesuaikan dengan anggaran
pembuat film ) seperti RED SCARLET
Proyektor untuk Sinema Digital
Untuk menayangkan sinema digital,
diperlukan proyektor
yang berbeda dengan proyektor untuk menayangkan sinema konvensional.
Terdapat dua jenis proyektor yang dapat digunakan untuk menayangkan sinema
digital, yaitu proyektor DLP
dan DCI. Proyektor DLP dikembangkan oleh perusahaan
Texas Instrument. Ada tiga pabrik yang telah memiliki lisensi
untuk memproduksi teknologi sinema DLP yaitu Christie Digital Systems, Barco,
dan NEC. Christie, yang telah lama berdiri sebagai pabrik teknologi
proyektor sinema konvensional,
adalah pembuat proyektor CP2000—bentuk dasar proyektor yang paling banyak
tersebar secara global (total kira-kira
5,500 unit). Barco meluncurkan seri DLP
dengan resolusi 2K yang masih kalah dengan proyektor
sinema digital DCI. Barco juga merancang dan mengembangkan produk
proyektor dengan tingkat visualisasi berbeda bagi pembuat film profesional. NEC
memproduksi Starus NC2500S, NC1500C dan NC800C proyektor 2K bagi layar kecil,
medium dan besar. NEC juga memproduksi sistem penyedia sinema digital Starus
dan alat-alat lain untuk menghubungkan dengan computer,
tape analog
atau digital,
penerima satelit, DVD dan
lain-lain. Sementar NEC adalah pendatang baru dalam industri proyektor
sinema digital, Christie adalah pemain utama dalam pasar Amerika
Serikat. Sedangkan Barco memimpin pasar Eropa dan Asia. Ketika perusahaan Texas
Instrument pertama kali memperkenalkan teknologi proyektor 2K,
perusahaan proyeksi digital merancang dan menjual banyak unit proyektor sinema
digital DLP. Ketika proyektor dengan resolusi melebihi proyektor 2K
dikembangkan, pasar mulai menawarkan proyektor berbasis DLP bagi tujuan
non-sinema. Pada januari 2009, lebih dari 6000 sistem sinema digital berbasis
DLP dipasang di seluruh dunia, di mana sebanyak 80 persen berlokasi di Amerika
utara.
Teknologi penayangan sinema
digital lainnya dibuat oleh perusahaan Sony dan diberi label teknologi "SXRD"
. Proyektor-proyektor SXRD seperti SRXR210 dan SRXR220, menawarkan resolusi
4096x2160 (4K) dan memiliki piksel empat kali lebih banyak daripada proyektor 2K.
Proyektor sinema digital Sony juga memiliki harga yang kompetitif dengan
proyektor DLP 2 K yang memiliki resolusi lebih rendah (2048x1080 atau setara
dengan 2.2 megapiksel). Sekarang, hampir semua sinema digital menggunakan
proyektor dengan teknologi DLP.
Aplikasi yang digunakan
Banyak aplikasi editing yag
digunakan dalam pembuatan film yaitu seperti adobe premiere, adobe after
effect, sony vegas pro, photodex proshow, dan lai – lain. Tentunya penggunaan
aplikasi ini juga sesuai dengan kebutuhannya. Setiap aplikasi tentunya terdapat
fitur yang berbeda – beda dalam hal editing.
Oke sampai sini dulu ya kita bahas tentang sinema digital. Jika ada yang salah mohon dikoreksi kembali. Terima Kasih.
Source:
http://dortesom.blogspot.co.id/2015/11/teknologi-digital-cinema.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sinema_digital
Komentar
Posting Komentar